Ragamrajawalinusantara.id-Proyek penyediaan air bersih di daerah Cipadu, Tangerang yang seyogyanya menanggulangi kelangkaan air bersih di wilayah RW 01 Kelurahan Cipadu Kecamatan Larangan Kota Tangerang malahan menjadi pemicu konflik yang terjadi saat ini.
Sembilan Ketua RT di RW 01, dipaksa berhenti dari jabatannya, Hal ini mememicu protes keras dari warga yang menilai keputusan tersebut tidak adil dan tidak berdasar.
Kamis(24/9/25) lalu Ratusan warga RW 01 melakukan aksi unjuk rasa di kantor Kelurahan Cipadu untuk menuntut pengaktifan kembali 9 RT yang diberhentikan.
Hal ini membuat Pemkot Tangerang membentuk tim khusus untuk menangani konflik ini dan mencari solusi yang adil melalui musyawarah dengan mengedepankan kenyamanan warga.
Kabag Humas Pemkot Tangerang, Mualim kepada para awak media menjelaskan bahwa langkah pertama yang dilakukan Pemkot Tangerang sudah memanggil lurah dan camat terkait dengan pemecatan 9 RT di RW 01 Kampung Poncol Cipadu
” Pemerintah Kota Tangerang berupaya menengahi konflik antara pihak kelurahan, kecamatan, dan perwakilan warga untuk mencari solusi yang adil dan sesuai dengan regulasi,”jelas Mualim.
Sementara itu DPRD Kota Tangerang melalui Wakil Ketua 1 Andri S Permana akan membuka ruang komunikasi untuk mencari akar permasalahan dan mencari objek penyelesaian dengan memanggil semua perwakilan warga, RT, RW, pihak Kelurahan, dan Kecamatan untuk musyawarah mufakat.
” Kami akan mengundang dan telah menjadwalkan pertemuan dengan pihak terkait, kalau ini berlarut-larut masyarakat juga yang menjadi korban, diantaranya pelayanan terhenti akibat kekosongan jabatan ketua RT dan ini tidak boleh dibiarkan,”ujarnya.
Sejumlah warga mengaku tak mengetahui kalau persoalan ini akan menjadi viral, namun warga juga mengaku kalau selama ini perjuangan mereka selama 5 tahun melawan kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat tidak ada yang membantu, namun saat ini berbeda mulai dari Wartawan, LSM, DPRD, Pemda, Tokoh masyarakat semua membantu perjuangan masyarakat.
” Subtansi persoalannya sebenarnya adalah air pak, sejak 5 tahun lalu kami para warga menanyakan transparansi kemana uang iuran warga, karena perkubiknya kami dihitung dan membayar tapi uang hasil pendapatan tersebut hingga kini belum pernah diketahui masyarakat, malah kami sesama warga dibenturkan ada yang pro pengurus air dan ada tidak terhadap pengurusnya, setiap aksi protes kami sebagai warga yang tidak pro dianggap menghasut dan provokator, termasuk pemilihan RW 01 yang hanya dipilih dan diaklamasikan oleh 6 RT padahal disini ada 11 RT,” ungkap, Bes warga Rt04 kp Poncol Cipadu.
Bes juga menyebut adanya warga yang bukan ber-ktp diwilayahnya tapi bisa menjadi RT dan menjadi bendahara pengelolaan air.
” Orang yang bernama Ahmad itu pernah menjabat sebagai ketua Rt02 tapi dilengserkan warga, padahal dia( Ahmad -red) warga Puri Beta bukan warga sini, dia juga sebagai bendahara air sampai saat ini belum mengembalikan uang kas pendapatan air dan masih banyak lagi kejanggalan lainnya disini, Babinsa dan Binmas bukan tidak tahu pak tapi pura pura tidak tahu dan klimaks nya kemaren itu demo ratusan warga ke kantor kelurahan Cipadu menuntut pemecatan, dan satu lagi dulu kita terpecah belah antar RT, sekarang bisa bersatu karena apa, sejak pak lurah mengundang kita dikantornya dan mengumumkan telah adanya ketua pengurus air yang baru yang bernama Turidi dan para RT tidak menyetujuinya , bahkan kami sempat diusir pak lurah dari ruangan pertemuan, itulah yang membuat kami sakit hati dan bersatu, kami ini dipilih oleh masyarakat untuk menjadi RT sedangkan lurah Cipadu Dadi Afandy dipilih oleh walikota dan kami tidak tahu jelas ini berbeda, ” pungkasnya geram.(Arm)