KABUPATEN TANGERANG-Ragamrajawali nusantara.id- Inilah hasil Mediasi antara Organisasi Masyarakat (Ormas) Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) dan Ormas Gerakan Pembaharuan Generasi Indonesia (Gerhana Indonesia )yang diselenggarakan oleh Polresta Tangerang berlangsung di Aula Sat Lantas Polresta Tangerang, Jl. H. Abdul Hamid No. 01 Kel. Kadu Agung Kec. Tigaraksa Kab. Tangerang , pada Sabtu (22/03/25) lalu menemui titik temu kesepakatan.
Dalam Mediasi yang dihadiri oleh perwakilan PSHT dan Gerhana Indonesia(GI), Kapolresta Tangerang AKBP Baktiar Joko Mujiono SIK, MM menyampaikan bahwa pihak kepolisian akan memproses pelaku sesuai dengan pasal yang disangkakan.
Ketua Cabang PSHT Kabupaten Tangerang, Totok Winarto dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa PSHT tidak akan mentolerir tindakan kekerasan dan akan mendukung proses hukum.
Ketua Umum LSM Gerhana, Inuardi Gumay juga menyampaikan permohonan maaf kepada PSHT dan korban, serta berkomitmen untuk membantu pihak kepolisian dalam menangkap pelaku.
Mediasi yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam beberapa poin kesepakatanyang secaragaris besar mendukung proses hukum dan memperkuat kebersamaan antara PSHT dan LSM Gerhana.
Hasil Mediasi tersebut adalah:
- PSHT dan Gerhana Indonesia sepakat untuk mendukung proses hukum dan memperkuat kebersamaan antara kedua belah pihak.
- Pihak Kepolisian akan memproses pelaku sesuai dengan pasal yang disangkakan.
- Gerhana Indonesia akan membantu pihak kepolisian dalam menangkap pelaku.
Tindak lanjut dari Mediasi tersebut adalah:
- PSHT dan LSM Gerhana akan melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas tindak lanjut dari mediasi.
- Pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap pelaku.
Mediasi ini merupakan wujud kepedulian dan kebersamaan dalam menyelesaikan konflik dan memperkuat kebersamaan kita sebagai warga masyarakat.
Sebelumnya ramai diwartakan adanya upaya pemaksaan permintaan Tunjangan Hari Raya, hingga berujung tindak kriminal(Penusukan-red), beginilah fakta Kronologisnya tentang Dua oknum yang berasal Ormas Gerhana Indonesia menusuk Satuan Pengamanan (Satpam) Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 9 Kabupaten Tangerang pada Senin (17/3/25) lalu
Dilansir sebelumnya, Humas SMKN 9 Kabupaten Tangerang Mansyur mengungkapkan, mulanya kedua LSM itu datang ke sekolahnya menggunakan sebuah sepeda motor sekitar pukul 12.00 WIB. Kedatangan keduanya, kata Mansyur, bukan untuk meminta THR, tetapi ingin menanyakan soal surat yang dikirimkan pada minggu lalu.
Isi surat tersebut berisi dugaan LSM terhadap SMKN 9 Kabupaten Tangerang terkait penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BBM Subsidi.
“Jadi mereka berdua datang ke sini saat siang hari, memang ketika masuk ke sekolah, dua oknum itu sedikit teriak, menanyakan keberadaan kepala sekolah,” kata Mansyur, pada Rabu (19/3/2025) lalu
“Bertemulah dengan saya waktu itu, dan oknum itu pun menanyakan soal surat yang telah dikirim, isinya bukan soal THR, tapi dua oknum itu menduga kalau SMKN 9 telah menyelewengkan dana BOS dan dana BBM subsidi, padahal itu tidak benar, kami saja tidak ada dana BBM Subsidi,” tambahnya.
Setelah berbincang dengan Mansyur, keduanya berupaya untuk menemui kepala sekolah. Namun, saat itu kepala sekolah SMKN 9 Kabupaten Tangerang sedang ada keperluan di luar sekolah.
“Mereka nanya keberadaan kepala sekolah, saya bilang pak kepala sekolah lagi di luar, akhirnya mereka pun pergi,” ujar Mansyur.
Mansyur menjelaskan, berdasarkan rekaman CCTV, terjadi saling dorong antara korban dengan kedua tersebut tepat di depan gerbang sekolah. Tak lama, adu pukul pun terjadi, hingga salah satu dari keduanya mengeluarkan senjata tajam dan membacok Karyono beberapa kali.
“Saat mereka akan pergi, terjadi cekcok dan adu pukul dengan satpam, sampai salah satu dari pelaku mengeluarkan senjata tajam dan membacok satpam,” kata Mansyur.
“Satu korban, yaitu Karyono mengalami luka tusuk pada bagian kepala, kuping dan pinggang,” sambungnya.
Mansyur menjelaskan, setelah melakukan penusukan, dua oknum anggota LSM itu langsung bergegas pergi.
Saat ini Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kabupaten Tangerang masih terus melakukan penyelidikan mendalam guna mengungkap identitas dua oknum anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menusuk satpam SMKN 9 Kabupaten Tangerang.
Kepala Seksi Humas Polresta Tangerang Ipda Rani Purbawa menuturkan, pihaknya akan mengerahkan tim gabungan yang terdiri dari Tim Satreskrim Polresta Tangerang dan Polsek Cisoka untuk memburu kedua pelaku. “Tim Satreskrim Polresta Tangerang bersama Polsek Cisoka sedang melakukan upaya pengungkapan dari pelaku tersebut,” kata Rani Purbawa pada awak media pada Rabu (29/3/25) lalu
Rani mengatakan, saat ini Satreskrim Polresta Tangerang telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi terkait kasus tersebut.
“Kami sudah melakukan penyelidikan secara komprehensif, dan sudah ada beberapa saksi yang periksa,” kata dia.
Bukan Minta THR
Sebelumnya diberitakan, dua oknum diduga dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menusuk satpam SMKN 9 Kabupaten Tangerang karena tidak diberi tunjangan hari raya (THR) pada Senin (17/3/2025).
Kapolres Tangerang Kota, Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono menuturkan, peristiwa itu bermula dua orang oknum LSM mendatangi SMKN 9 Kabupaten untuk bertemu salah satu staf sekolah. Tujuan mereka menanyakan terkait tanggapan pihak SMKN 9 soal surat yang dikirim sebelumnya.
“Pelaku datang ke sekolah SMKN 9 Kabupaten Tangerang dan langsung menuju ruang Tata Usaha (TU) dan di ruang Tata Usaha diduga pelaku bertemu dengan saksi, Siti Fauziah dan Sarti,” kata Baktiar dikutip dari Tribuntangerang.com, Rabu (19/3/2025).
“Kemudian diduga pelaku mengaku dari LSM menanyakan tanggapan terkait surat yang telah dikirim sebelumnya,” tambahnya.
Setelah menemui dua saksi, pelaku kemudian diarahkan untuk menemui Mansur selaku Kasi Humas SMKN 9. Setelahnya, dua pelaku itu pergi dan terjadi cekcok dengan dua korban, yakni Karyono dan Sunarto.
“Terjadi cekcok mulut antara korban dengan diduga pelaku, kemudian terjadi pemukulan dan penusukan terhadap korban oleh diduga pelaku dengan menggunakan sebilah pisau,” ujar Baktiar.
Atas kejadian tersebut, Karyono mengalami luka tusuk pada bagian kepala belakang, sementara Sunarto mengalami luka pada bagian hidungnya.
“Karyono Mengalami luka tusuk pada bagian kepala belakang, korban Sunarto mengalami luka memar pada bagian hidung, dan atas kejadian tersebut selanjutnya korban dibawa ke RSUD Balaraja,” ungkap Baktiar.
Di samping itu, saksi sekaligus rekan kerja korban, Wahana menjelaskan salah satu pelaku menghantam wajah Sunarto menggunakan helm. Karyono mengalami lima luka tusuk di bagian leher, telinga dan pinggang.
“Korban pertama dipukul pakai helm, hingga helm tersebut pecah, korban kedua terkena lima luka tusuk, yaitu di leher, telinga sama pinggangnya,” kata Wahana pada awak media.(CB)