Aceh Tamiang – ragamrajawalinusantara.id | Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Tamiang menggelar Sosialisasi Pemangku Kepentingan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) Tahun 2025. Rabu (29/10/2025)
Berlangsung di Aula Bappeda, sosialisasi ini dibuka langsung Wakil Bupati, Ismail, SE.I dengan menghadirkan narasumber dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh, Kamaruddin Andalah, S.Sos, M.Si.
Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Drs. Tri Kurnia menyebutkan, kegiatan ini bertujuan mengoptimalkan peran perpustakaan agar lebih adaptif, inovatif, dan mampu memberdayakan masyarakat melalui literasi, keterampilan, dan kolaborasi lintas sektor.
“Program ini bertujuan untuk mengenalkan peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat berbasis inklusi sosial,” lapor Tri.
Program ini mendapat apresiasi Wakil Bupati dalam upaya membangun masyarakat yang cerdas, inovatif, dan berdaya.
“Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang memiliki komitmen kuat untuk memajukan literasi dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) unggul. Kami mendukung penuh langkah dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tamiang untuk menjadikan perpustakaan sebagai mitra pembangunan,” ujar Wabup saat membuka.
Konsep Inklusi Sosial menempatkan perpustakaan sebagai fasilitator bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, maupun budaya. Perpustakaan yang berbasis inklusi sosial memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi dirinya melalui berbagai kegiatan positif, seperti: literasi digital, keterampilan bertani, menjahit atau kerajinan lokal, yang kesemuanya dapat memberi nilai ekonomi dan sosial bagimasyarakat.
“Butuh dukungan semua pihak. Dengan demikian, kita akan mampu menciptakan ekosistem literasi kuat, yang diharapkan dapat mempercepat pembangunan daerah dan mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera,” jelasnya.
Melalui program ini, ke depan setiap tingkatan perpustakaan mampu mengubah mindset dari pengelola buku menjadi fasilitator dan agen perubahan sosial, menciptakan inovasi layanan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat sekitar dan membangun sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari UMKM, Lembaga pendidikan hingga komunitas lokal agar program ini berkelanjutan.
Sosialisasi ini diikuti oleh para Kepala OPD, penggiat Literasi, para Akademisi, Kepala BUMN/BUMD di wilayah Aceh Tamiang.













