Aceh Timur : Ragamrajawalinusantara.id_ Tradisi Khanduri Blang hingga kini masih terjaga dan dilestarikan oleh masyarakat Aceh, khususnya kalangan petani. Tradisi ini bukan hanya simbol rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil pertanian, tetapi juga sarana memperkuat moderasi beragama berbasis kearifan lokal, Senin 15/09/2025
Waktu di kompirmasi Geuchil Buket Panjo Busri menyampaikan “Khanduri Blang adalah bentuk rasa syukur petani kepada Allah SWT sebelum turun ke sawah atau sesudah panen. Di dalamnya terkandung nilai gotong royong, kebersamaan, dan mempererat kerukunan masyarakat lintas golongan,” jelas Busri
.
“Tradisi Khanduri Blang ini contoh bagaimana kearifan lokal mendukung penerapan moderasi. Kearifan lokal, niiai-nilai syukur, silaturahmi, kerja sama, dan doa bersama di dalamnya tidak pernah lepas dari ajaran Islam,” paparnya.
Pelaksanaan Khanduri Blang biasanya diawali dengan kerja bakti di sawah atau di meunasah, kemudian memasak bersama, dan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Doa ini menjadi penutup sakral sebagai bentuk pengharapan berkah dan perlindungan dari Allah SWT.
Namun demikian, Geuchik Buket Panjo Busri mengakui masih ada tantangan di lapangan, Tidak semua pihak memahami makna di balik tradisi ini, bahkan ada yang menilai kegiatan tersebut kurang relevan di masa modern.
“Hambatan tentu ada, karena tidak semua orang memahami bahwa ini bagian dari budaya syukur yang tidak melanggar ajaran Islam. Solusinya dapat diatasi dengan memberikan penjelasan yang baik, agar masyarakat memahami bahwa Khanduri Blang tidak keluar dari aturan agama dan pelaksanaan tradisi tetap sesuai dengan syariat,” tambahnya.
Geuchik Busri berharap, melalui penguatan moderasi beragama, tradisi Khanduri Blang dapat terus diperkenalkan dan dilestarikan, terutama oleh generasi muda, agar menjadi penopang harmoni sosial dan identitas budaya yang tetap hidup di tengah perkembangan zaman.